29 Agustus 2013

Kata keramat tentang 'Langit'!

Sebenarnya tidak semuanya berhubungan dengan 'Langit', hanya mereka-mereka yang membekas dihati terlalu mirip dan dekat dengan benda-benda yang ada di angkasa.

source

Semalam lalu, saya dan dua orang teman sekampus memilih makan malam disalah satu resto  rumah makan yang terkenal dibilangan Pasar Lama. Tidak perlu menyebut merek karena kata Ko Gocang, saya tidak dibayar untuk menyebut nama merek (promosi), Sebuah rumah makan sederhana yang rupanya masih saja ruame walau sudah malam sekalipun. Saya pun sampai harus waiting list untuk dapat satu meja.

Semua berawal dari celetukkan saya saat Grace memberikan sebuah komik pada Febri.
"Semua cerita di komik itu terlalu manis, akhirnya terlalu manis. Berbanding terbalik dengan dunia nyata, jadinya malah miris."

Pembicaraan malah bersambung ke pengalaman masa lalu percintaan masing-masing. Curhat colongan pun terjadi. *wink* *kebiasaan ibu-ibu*

Saya suka segala hal yang berbau-bau langit sejak masih SD saat F4 sedang populer dan saya ngefans dengan Jerry Yan. Layaknya anak bocah jaman dulu, dimana internet masih tergolong barang 'mahal', jadi beli kartu mainan yang isinya profil dari sang idola. Jerry Yan! Di dalam kartu ditulis bahwa warna kesukaan Doi adalah warna 'Biru Langit'!


Nah. Kata langit pertama yang buat saya jatuh cinta dengan langit. Sayangnya, tidak semua mempunyai persepsi yang sama dengan saya akan kata warna 'biru langit'. Kadang biru yang ditunjukkan itu biru butek, biru dongker, biru muda, bukan biru langit! Muda namun terang! Bukan salem apa lagi pelem. *diguyur air hujan seember*

Lalu, saya pun teringatkan akan sebuah Awan dimasa lampau yang letakknya juga berada di angkasa. Yeah! Saya mencetuskan diri untuk mengalihkan kata 'cinta pertama' pada sosok Awan tersebut sampai-sampai sang Langit menyeruak dan mengambil alih posisinya. Cinta pertama saya dengan seseorang yang mempunyai nama akhir -awan.

Setelah diselidiki, ah, ternyata. Awan hanya segumpalan zat berwarna putih yang hasil dari penguapan air. Bergantung diatas langit dan berpindah-pindah tanpa arah. Yah.. Bisa dibilang mirip-lah. Hanya segumpalan perasaan yang digantung lalu hilang-hilang tanpa hal yang jelas. Bahasa gaulnya, di PHP-in. Huahahaha.. *ketawa sambil nangis*

Kata-kata yang berhubungan langit pun terus mendekat. Mungkin inilah karmanya. Saat saya hanya sekedar ikut-ikutan, warna biru seakan menjadi identik dan tidak bisa lepas. Pilih baju kalau bisa warna biru.

Nah, selepas awan pergi tersisalah langit nan biru diatas sana. Sayangnya, Langit itu terlalu luas untuk diraih bahkan dipandang pun sulit. Yah, mirip juga. Terlalu jauh untuk diraih, terlalu sulit untuk dipandang.

Tapi seperti yang Grace bilang, 'Langit masih disana. Masih langit yang sama.' Dan saya berpikir belum menemukan benda-benda angkasa lain yang bertengger diatas langit. Kemungkinan, yah baru kemungkinan, masih berhubungan dengan Langit.

Sebenarnya, tanpa dikata pun, kita berada dibawah langit yang sama. Bedanya, kita berada ditempat, waktu dan kondisi yang berbeda. Mampukah saya bertemu lagi dengan 'benda langit' lainnya? Atau perhentian saya hanya sampai di hamparan langit nan luas? Let's take a look...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^